Ini pengalaman saya dan keluarga
hari ini. Ongkos perjalanan naik Angkot sama dengan ongkos naik Taksi Online.
Ini benar-benar kejadian dan sebuah pengalaman buruk naik angkutan umum. Semoga
tak menimpa Anda semua. Minggu pagi, saya dan keluarga berangkat dari kawasan
Pinang menuju ke kawasan Kebon Nanas, Tangerang.
Kami jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan di sana. Saya berangkat bersama istri dan dua anak kami, total
empat orang. Agar mudah dan simpel, kami memesan Taksi Online. Kami sampai ke
pusat perbelanjaan di Kebon Nanas Tangerang dengan biaya Rp 40.000. Setelah
puas jalan-jalan di pusat perbelanjaan, kami pun pulang. Kali ini kami ingin
mencoba naik kendaraan umum atau angkutan kota (Angkot).
Anak saya sekolah di kawasan
Cikokol, Tangerang sehingga setiap hari dia naik angkot dari kawasan Pinang.
Kami ingin merasakan apa yang ia lakukan tiap hari itu. Kami naik angkot dari
depan pusat perbelanjaan di kawasan Kebon Nanas menuju pusat perbelanjaan lain
di Cikokol untuk ganti Angkot. Ongkosnya satu orang Rp 4.000, total Rp 16.000.
Dari Cikokol kami naik angkot lagi menuju Pinang. Kami naik angkot B-02 jurusan
Cikokol - Ciledug.
Di sepanjang perjalanan angkot yang
kami naiki sudah berulang kali ngebut. Di persimpangan dia berhenti, maju
mundur untuk menanti penumpang lain. Dia maju sedikit lalu mundur, maju lagi
sedikit, lalu mundur lagi. Hampir 15 menit dia ngetem di persimpangan. Kejadian
mengejutkan terjadi saat kami turun dan akan membayar ongkos. Kami sudah
siapkan uang pas Rp 16.000 karena ongkos per orang adalah Rp 4.000. Namun
sopirnya mengatakan uang kami kurang.
Dia mengatakan ongkos sudha naik
jadi Rp 6.000. Dia ngotot mengatakan ongkos kami kurang. "Silakan tanya
angkot lain, ongkos sekarang sudah naik." katanya. Kami tahu dia berbohong
karena ongkos angkot tak pernah naik lagi. Bahkan tak pernah turun meski harga
BBM turun. Tak ingin berdebat, kami memberikan tambahan uang Rp 10.000.
Bukannya memberi kembalian, si sopir langsung jalan.
Saat diberitahu bahwa kembalian
belum dia berikan, dengan buru-buru dia memberi uang Rp 1.000 sambil tancap
gas. Seharusnya dia memberikan kembalian Rp 2.000. Sudah berbohong soal ongkos,
sekarang dia korupsi ongkos dengan kembalian kurang. Kami memberi semula Rp
16.000 lalu menambah Rp 10,000. Dia hanya memberi kembalian Rp 1.000. Jika
ditotal, biaya kami naik angkot hari itu adalah Rp 16.000 + Rp 25.000 = Rp
41.000. Harga ongkos angkot kami itu lebih mahal dibanding ongkos naik Taksi
Online yang hanya Rp 40.000.
Karena naik angkot, kami masih harus
menyeberang jalan menuju komplek dan berjalan kaki dari pintu gerbang komplek
ke rumah. Jadi, apa yang membuat kita sebagai pengguna harus naik angkot? Sama
sekali tak ada yang membuat respek. Sikap sopirnya yang seenaknya. Sepanjang
jalan dia ngomel karena penumpang sepi. Menaikkan ongkos seenaknya. Begitulah
sekelumit kisah kami, semoga tidak menimpa Anda semua.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dennysb/ongkos-angkot-sama-dengan-ongkos-taksi-online_56f8064d74977315092cddd5
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dennysb/ongkos-angkot-sama-dengan-ongkos-taksi-online_56f8064d74977315092cddd5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar