Minggu, 27 Maret 2016

Ongkos Angkot Sama Dengan Ongkos Taksi Online?



Ini pengalaman saya dan keluarga hari ini. Ongkos perjalanan naik Angkot sama dengan ongkos naik Taksi Online. Ini benar-benar kejadian dan sebuah pengalaman buruk naik angkutan umum. Semoga tak menimpa Anda semua. Minggu pagi, saya dan keluarga berangkat dari kawasan Pinang menuju ke kawasan Kebon Nanas, Tangerang.

Kami jalan-jalan ke pusat perbelanjaan di sana. Saya berangkat bersama istri dan dua anak kami, total empat orang. Agar mudah dan simpel, kami memesan Taksi Online. Kami sampai ke pusat perbelanjaan di Kebon Nanas Tangerang dengan biaya Rp 40.000. Setelah puas jalan-jalan di pusat perbelanjaan, kami pun pulang. Kali ini kami ingin mencoba naik kendaraan umum atau angkutan kota (Angkot).

Anak saya sekolah di kawasan Cikokol, Tangerang sehingga setiap hari dia naik angkot dari kawasan Pinang. Kami ingin merasakan apa yang ia lakukan tiap hari itu. Kami naik angkot dari depan pusat perbelanjaan di kawasan Kebon Nanas menuju pusat perbelanjaan lain di Cikokol untuk ganti Angkot. Ongkosnya satu orang Rp 4.000, total Rp 16.000. Dari Cikokol kami naik angkot lagi menuju Pinang. Kami naik angkot B-02 jurusan Cikokol - Ciledug.

Di sepanjang perjalanan angkot yang kami naiki sudah berulang kali ngebut. Di persimpangan dia berhenti, maju mundur untuk menanti penumpang lain. Dia maju sedikit lalu mundur, maju lagi sedikit, lalu mundur lagi. Hampir 15 menit dia ngetem di persimpangan. Kejadian mengejutkan terjadi saat kami turun dan akan membayar ongkos. Kami sudah siapkan uang pas Rp 16.000 karena ongkos per orang adalah Rp 4.000. Namun sopirnya mengatakan uang kami kurang.

Dia mengatakan ongkos sudha naik jadi Rp 6.000. Dia ngotot mengatakan ongkos kami kurang. "Silakan tanya angkot lain, ongkos sekarang sudah naik." katanya. Kami tahu dia berbohong karena ongkos angkot tak pernah naik lagi. Bahkan tak pernah turun meski harga BBM turun. Tak ingin berdebat, kami memberikan tambahan uang Rp 10.000. Bukannya memberi kembalian, si sopir langsung jalan.

Saat diberitahu bahwa kembalian belum dia berikan, dengan buru-buru dia memberi uang Rp 1.000 sambil tancap gas. Seharusnya dia memberikan kembalian Rp 2.000. Sudah berbohong soal ongkos, sekarang dia korupsi ongkos dengan kembalian kurang. Kami memberi semula Rp 16.000 lalu menambah Rp 10,000. Dia hanya memberi kembalian Rp 1.000. Jika ditotal, biaya kami naik angkot hari itu adalah Rp 16.000 + Rp 25.000 = Rp 41.000. Harga ongkos angkot kami itu lebih mahal dibanding ongkos naik Taksi Online yang hanya Rp 40.000.

Karena naik angkot, kami masih harus menyeberang jalan menuju komplek dan berjalan kaki dari pintu gerbang komplek ke rumah. Jadi, apa yang membuat kita sebagai pengguna harus naik angkot? Sama sekali tak ada yang membuat respek. Sikap sopirnya yang seenaknya. Sepanjang jalan dia ngomel karena penumpang sepi. Menaikkan ongkos seenaknya. Begitulah sekelumit kisah kami, semoga tidak menimpa Anda semua.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/dennysb/ongkos-angkot-sama-dengan-ongkos-taksi-online_56f8064d74977315092cddd5

Tidak ada komentar: